Saturday 22 December 2012

ALQURAN DAN SEJARAHNYA


KRONOLOGI TURUNNYA SURAH-SURAH AL-QURAN


Tidak diragukan lagi bahwa surat-surat dan ayat-ayat Al-Quran tidak dihimpun dan dicatat menurut kronologi (urutan) turunnya kepada Rasulullah s.a.w. Ulama-ulama dahulu, khususnya ulama Ahlus Sunnah, dalam mengurutkan surat-surat dan ayat-ayat Al­Quran berlandaskan pada atsar (perkataan atau perbuatan sahabat atau tabi'in). Di antara atsar - atsar yang dikemukakan berkenaan dengan masalah ini adalah sebuah atsar yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas. Dia berkata: "Apabila pembukaan suatu surat di­turunkan di Makkah, maka pembukaan itu ditulis di kota ini.

Kemudian Allah menambahnya. Adapun surat-surat yang pertama kali diturunkan (secara berurutan) adalah sebagai berikut:

1. Al-'Alaq                               30. Al-Qiyamah                           59. Al-Mukmin
2. Al-Qalam                             31. Al-Humazah                          60. As-Sajdah
3. Muzammil                            32. Al-Mursalat                           61. Asy-Syura
4. Al-Muddatstsir                    33. Qaf                                       62. Az-Zuhruf
5. Al-Masad                            34. Al-Balad                                63. Ad-Dukhan
6. At-Takwir                           35. Ath-Thariq                             64. Al-Jatsiah
7. Al-A'la                                 36. Al-Qamar                              65. Al-Ahqaf
8. Al-Lail                                  37. Shad                                     66. Adz-Dzariyat
9. Al-Fajr                                38. Al-A'raf                                 67. Al-Ghasyiah
10. Adh-Dhuha                       39. Al-Jin                                    68. All-Kahfi
11. Asy-Syarh                        40. Yasin                                     69. An-Nahl
12. Al-'Asr                              41. Al-Furqan                             70. Nuh
13. Al-'Adiyat                         42. Al-Malaikah                           71. Ibrahim
14. Al-Kautsar                        43. Maryam                                72. Al-Anbiya'
15. At-Takatsur                      44. Thaha                                  73. Al-Mukminun
16. Al-Ma'un                           45. Al-Waqi'ah                           74. Fusshilat
17. Al-Kafirun                         46. Asy-Syu'ara                         75. Ath-Thur
18. Al-Fil                                 47. An-Naml                               76. Al-Mulk
19. Al-Falak                            48. Al-Qasas                              77. Al-Haqah
20. An-Nas                             49. Bani Israil                             78. Al-Ma'arij
21. Al-Ikhlas                           50. Yunus                                   79. An-Naba'
22. An-Najm                           51. Hud                                      80. An-Nazi'at
23. 'Abasa                              52. Yusuf                                    81. Al-Infithar
24. Al-Qadr                            53. Al-Hijr                                    82. Al-Insyiqaq
25. Asy-Syams                       54. Al-An'am                               83. Ar-Rum
26. Al-Buruj                            55. Ash-Shafat                           84. Al-Ankabut
27. At-Tin                               56. Luqman                                 85. Al-Muthaffifin
28. Quraisy                            57. Saba'                               
29. Al-Qari'ah                         58. Az-Zumar

Inilah daftar surat-surat yang diturunkan di Makkah. Sedangkan surah-surah yang turun di Madinah (secara berurutan) adalah sebagai berikut:

86. Al-Baqarah                        96. Ar-Rahman                         106. Al-Hujurat
87. Al-Anfal                             97. Al-Insan                             107. At-Tahrim
88. Ali Imran                            98. Ath-Thalak                         108. Al-Jum'ah
89. Al-Ahzab                            99. Al-Bayyinah                       109. At-Taghabun
90. Al-Mumtahanah                100. Al-Hasyr                            110. Ash-Shaf
91. An-Nisa'                            101. An-Nasr                             111. AI-Fath
92. Az-Zalzalah                       102. An-Nur                              112. Al-Maidah
93. Al-Hadid                            103. Al-Haj                               113. Al-Bara'ah. [3]
94. Al-Qital                             104. Al-Munafiqun
95. Ar-Ra'd                             105. Al-Mujadalah



Menimbang Hadis Ibnu Abbas dan Lainnya
Seperti telah Anda ketahui bahwa hadis yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas di atas mengatakan bahwa jumlah surat Al-Quran adalah seratus tiga belas, dan dia tidak menyebut al-F.atihah. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh al-Baihaqi dari Ikrimah disebutkan bahwa jumlah surat AI-Quran adalah seratus sebelas, dan di dalamnya tidak disebutkan surat-surat al-Fatihah, al-A'raf dan as-Syura. Al-Baihaqi juga meriwayatkan sebuah hadis dari Ibnu Abbas, yang di dalamnya disebutkan bahwa jumlah seluruh surat Al-Quran adalah seratus empat belas.[4]

Ada dua per­bedaan antara dua riwayat ini dan hadis Ibnu Abbas di atas.
Pertama, kedua riwayat ini menyebutkan Surat al-Muthaffifin sebagai termasuk surat Madaniah, sedangkan hadis Ibnu Abas memasukkannya ke dalam kelompok surat Makkiah.

Kedua, dalam dua riwayat ini, urut-urutan surat-surat Al-Quran berbeda dengan urut­urutan yang disebutkan dalam hadis Ibnu Abbas di atas.

Diriwayatkan dari Ali bin Abu Thalhah sebuah hadis lain yang menyatakan bahwa surat-surat di bawah ini diturunkan di Madi­nah, yaitu: al-Baqarah, Ali Imran, an-Nisa', al-Maidah, al-Anfal, at-Taubah, al-Haj, an-Nur, al-Ahzab, Muhammad, al-Fath, al­Hadid, al-Mujadalah, al-Hasyr, al-Mumtahanah, al-Hawariyyin (ash­Shaf), at-Taghabun, ath-Thalaq, at-Tahrim, al-Fajr, a:-Lail, al-Qadr, al-Bayyinah, az-Zalzalah dan an-Nasr. Selebihnya diturunkan di Makkah.[5]

Tampaknya hadis dari Ali bin Abi Thalhah ini ber­maksud membedakan antara surat-surat Makkiah dan Madaniah tanpa mempertimbangkan urutan turunnya, karena tak pelak lagi dua surat (al-Maidah dan at-Taubah) terletak sesudah surat yang sering disebut-sebut (an-Nisa' dan al-Anfal). Hadis ini memasukkan al-Fajr, al-Lail dan al-Qadr ke dalam kelompok Madaniah, se­mentara hadis-hadis terdahulu memasukkannya ke dalam kelompok Makkiah. Hadis ini juga memasukkan surat-surat ar­Ra'd, ar-Rahman, al-Insan, al-Jum'ah dan al-Hujurat ke dalam kelompok Makkiah, padahal dalam hadis-hadis terdahulu dimasukkan ke dalam kelompok Madaniah.

Sedangkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Qatadah dikatakan bahwa di Madinah diturunkan surat-surat: al-Baqarah, Ali Imran, an-Nisa', al-Maidah, Bara'ah, ar-Ra'd, an­Nahl, al-Haj, an-Nur, al-Ahzab, Muhammad, al-Fath, al-Hujurat, al-Hadid, ar-Rahman, al-Mujadalah, al-Hasyr, al-Mumtahanah, ash­Shaf, al-Jum'ah, al-Munafiqun, at-Taghabun, ath-Thalak, at-Tahrim, az-Zalzalah dan an-Nasr. Selebihnya diturunkan di Makkah.[6]

Hadis ini menyalahi hadis-hadis terdahulu, khususnya hadis lain yang diriwayatkan dari Qatadah sendiri mengenai surat al-Muthaffifin, al-Insan dan al-Bayyinah. Tidak mungkin menjadikan hadis­hadis ini sebagai sandaran, karena tidak mempunyai nilai sebagai hadis keagamaan dan catatan kesejarahan. Arti dari tidak mempunyai nilai keagamaan ialah karena sanad-nya tidak bersambung sampai kepada Rasulullah s.a.w., dan tidak diketahui apakah Ibnu Abbas mempelajari urutan turunnya surat-surat itu dari Nabi s.a.w. atau orang lain, atau hasil pemikirannya sendiri.

Sedangkan arti dari tidak mempunyai nilai sebagai catatan sejarah ialah karena Ibnu Abbas mengalami hanya masa sebentar bersama Rasulullah s.a.w., sehingga dia tidak dapat menyaksikan proses turunnya seluruh surat dan ayat Al-Quran. Jika tentang urutan turunnya surat-surat ini bukan hasil pemikirannya sendiri, berarti ia meriwayatkannya dari seseorang yang tidak diketahui. Karena tidak jelas sumbernya, maka ia tidak memiliki nilai dalam dunia ilmiah.

Sekiranya sahih, hadis-hadis ini termasuk hadits ahad. Dalam ushul fiqh telah dijelaskan bahwa hadits ahad bukan merupakan hujah dalam masalah di luar fikih. Jika demikian, satu-satunya jalan untuk mengetahui Makkiah dan Madaniah adalah merenungkan dan inengkaji ayat-ayat Al-Quran, sampai di mana kesesuaiannya dengan yang berlangsung sebelum atau sesudah hijrah. Jalan ini sangat bcrguna untuk membedakan antara Makkiah dan Madaniah. Kandungan surat al-Insan, al-'Adiyat dan al-Muthaffifin membuktikan bahwa surat-surat ini adalah Madaniah, meskipun dalam beberapa hadis disebutkan sebagai Makkiah.

No comments:

Post a Comment