Tuesday 31 July 2012

KAABAH/ BAITULLAH AL HARAM



Pada riwayat Ibn Abas r.s : Bahwasanya adalah bumi itu terdiri daripada air, danAllah SWT ketika akan menjadikan bumi itu, maka bertiuplah angin itu pada atas air kemudian, terjadilah buih, dan buih itu berhimpun pada Ka.batullah, kemudian buih itu menjadi sebuah benda pasau yang hijau, serta pada kejadiannya itu pada hari ahad, dan kemudian Allah SWT memerintahkan dua Malaikat untuk berbuat ibadat terlebih dahulu pada pasau itu sebelumnya dijadikan bumi itu, selama dua ribu tahun sebelumnya. Maka Allah SWT mengharapkan bumi ini daripada pasau itu sebagaimana tersebut pada kejadian bumi ini.

Bahawasanya pada yang pertama-tama kejadiannya bumi itu ialah Makkah-musyarafah, yang maha Mulia itu, dan sebab itulah ia dinamakan Umul-kuro, yang artinya Ibu sekalian negeri, dan yang pertama gunung itu ialah gunung Kaf, dan Jabal-abi qubis, dan pada Ka.bah Allah itu adalah titik sama tengahnya bumi ini.

Sabda Nabi SAW; “Adalah sama tengah bumi itu Kabah.”

Dan dari tanah itulah Allah SWT menjadikan dada Nabi Adam a.s . Maka bahwasanya pertama-pertama berada pada Kaabah Allah itu para Malaikat, dan kemudian baru dijadikan Adam a.s selama dua ribu tahun sebelumnya. Maka kemudian daripada itu para Malaikat itu yang selalu meramaikan Kaabah Allah itu dengan berbuat kepadaNya, sebelumnya Nabi-Allah Adam dijadikan, oleh Allah SWT. Setelah itu Allah SWT dengan kehendakNya untuk oleh Allah SWT. Setelah itu Allah SWT dengan kehendakNya untuk menjadikan Adam a.s di syurga. Dan kemudian Allah SWT memerintahkan untuk turun ke bumi ini, dengan segala hikmatNya, Maka turunlah/tiba Nabi Allah Adam itu di sebuah pulau Sarandip? Dan setelah kurniakan oleh Allah SWT pada suatu tingkat di syurga itu, kemudian Allah SWT berfirman: Hai Adam, berjalanlah engakau, maka pergilah berjalan sehingga sampai/tiba pada negeri Hindi/India? Setelah itu kemudian berdiamlah Nabi-Allah Adam di sana pada jangka waktu berselang lamanya, maka Nabi –Allah Adam merasa berduka-cita dan kemudian Allah SWT berfirman: Hai Adam pergilah/naiklah haji kepada Kab.bah-Allah, maka pergilah ia/Nabi Adam itu, dan setiap bekas jejak kakinya itu menjadi hutan rimba dan padang luas/gurun, sehingga tibalah beliau di Makkah serta bertemulah dengan para Malaikat, seraya Malaikat itu berkata; hai Adam, berbahagialah bagi tuan hamba, dan kami ini sudah sejauh dua ribu tahun yang lalu mengerjakan haji pada Ka.bah-Allah ini. Maka Nabi-Allah Adam berkata kepada mereka itu; Dan bagaimana pada waktu tawaf itu? Jawab Malaikat itu kami membaca tasbih sebagai berikut :

Subhanalallahi walhamdulillahi walaillahaillallahu wallahu akbar.”

Kemudian Nabi-Allah Adam bertawaflah pada Kaabah itu, serta membaca tasbih kepadaNya dan Nabi-Allah Adam mengerjakan/pergi haji setiap tahun sekali dan seterusnya samasa hidupnya itu.

Pada riwayat Ibn Abas r.a. : Ketika Allah SWT menurunkan Nabi Allah Adam ke bumi maka Allah SWT berfirman; Hai Adam buatkan sebuah rumah istanaKu, kemudian Nabi Allah Adam itu membuat Ka.bah/Baitullah haram, untuk mematuhi atas perintahNya. Kemudian setelah itu Ka.bah dibuat dengan lima buah batu bukit, pertama bukit Tursina, kedua bukit Hira. ketiga bukit Uhud, keempat bukit Judi, kelima bukit Baitulmuqadis dan pada bagian bawahnya daripada bukit Hira., kemudian setelah ketika Nabi-Allah Adam berada di syurga, maka Allah SWT menurunkan Hajar-Aswad itu yang berasal daripada jauhar didalam syuga, yang diperlihatkan kepada Nabi-Allah Adam,

Sabda Nabi SAW: “Ketika diturunkan Hajar-Aswad oleh Allah SWT dari dalam syurga, ia itu adalah sangat putih kemudian ia itu menjadi hitam oleh kerana dosa daripada manusia, dan diikuti oleh orang-orang musyrik, dan jika tidak demikian halnya, maka sembuhlah bagi orang yang berpenyakit.”



NABI IBRAHIM A.S – MEMBANGUNKAN KAABAH-ALLAH.

Pada sebuah riwayat : Adalah setelah Nabi-Allah Adam wafat, maka dibangun Kaabah itu oleh keluarga/pada anak  cucunya dan seterusnya, dan mereka berbuat ibadat/meramaikan Ka.bah itu mengerjakan ibadat kepada Allah SWT, dan sehingga pada masa Nabi Nuh a.s. Kemudian sa.at taufan Nabi Nuh a.s. itu menjadi rata bumi itu dengan air bah/serta tempat Ka.bah itu. Kemudian, Allah SWT memindahkan Hajar-Aswad ke Jabal Abi Kubis, dan berikut itu juga sebuah batu Shohroh-Baitul Muqadis, dan ketika itu bumi sudah mejadi lautan air bah sekaliannya.

Pada riwayat lainnya: Dan bahwasanya sebuah periuk/pasau yang daripada mirah itu tidak dilanda oleh air bah itu, kemudian daripada itu sekalian orang-orang yang terkena bala bencana air bah itu datang serta berdo.a di sana, kemudian setelah itu mereka/sekalian orang berbuat mengerjakan haji pada tempat Ka.bah itu yang sudah menjadi rata kembali kepada saat Nabi Ibrahim a.s untuk mensyiarkan/menjelaskan agama Allah SWT.

Pada sebuah riwayat lainnya: Ketika Nabi Ibrahim a.s dengan anaknya/Ismail berada pada tempat Kaabah-haram itu, kemudian tidak lama berselang Allah SWT memerintahkan untuk membuat Ka.bah-Allah itu, disana, maka Nabi Ibrahim berkata: Wahai Tuhanku tunjukilah tempat Ka.bah itu. Kemudian Allah SWT memerintahkan kepada awan yang putih itu, dan awan itu berhenti tepat pada sebuah tempat itu, kemudian Allah SWT menyerukan kepada Nabi Ibrahim membuat Ka.bah-Allah itu pada tempat bayang-bayang awan itu, untuk jangan lebih dan jangan kurang daripada tempat itu. Dan kemudian setelah itu Nabi Ibrahim memulai membuatnya apa yang telah ditetapkan oleh Allah SWT itu yang dibantu oleh anaknya Ismail membuatkan batu-batu/mengangkatnya kepada ayahnya itu sehingga kepada tempat rukun yamani. Maka kemudian tiba-tiba terdengar suara dari arah JabalAbi-Kubis; Hai Ibrahim, bahawasanya adalah hamba ini sesuatu barang titipan daripada Tuhanmu, dan ambil segera. Setelah mendengar suara itu lalu Nabi Ibrahim pergi ke Jabal-Abi-Kubis itu, dan mendaki ke bukitnya dan melihat di sana tak ada seseorang pun, di dalam hal itu sehingga sebanyak tiga kali berulang-ulang Nabi Ibrahim kembali ke bukit itu, dan ternyata hanya ada yang dilihat sebuah batu saja ketika itu. Kemudian Nabi Allah Ibrahim mengambil batu itu dan melatakkannya pada Kaabah Allah ialah batu Hajaral-Aswad itu yang letaknya setinggi dua hasta/satu setengah metar pada sudut Ka.bah Allah itu. Kemudian setelah selesai membangun Kaabah Allah itu maka ia/Nabi Ibrahim bekata: Wahai Tuhanku, telah selesai hamba membangun Ka.bah Allah itu. Dan kemudian Allah SWT menurunkan wahyu kepadanya untuk tempat adzan/menyerukan sekalian manusia untuk melakukan ibadah haji kepadanya. Setelah itu Nabi Ibrahim a.s berkata; Wahai Tuhanku siapakah orang yang akan menyampaikan atas seruanMu itu kepada mereka sekalian? Lalu Allah SWT berfirman: Engkau serukan saja: dan Aku yang akan menyamaikan kepada mereka sekaliannya. Maka Ibrahim ialah hingga pada Hadi safaroh suatu tempat bukit yang tinggi. Dan kemudian Nabi Ibrahim memasukkan kedua anak jarinya kepada kedua telinganya, lalu Nabi Ibrahim/mulai menyerukan sambil dengan berpaling ke kiri dan ke kanan, kedepan dan kebelakang, dengan seruannya itu yang sebagai berikut;

“Wahai sekalian manusia, bahawasanya Allah SWT telah membangun Ka.bah, maka pergilah kamu sekaliannya untuk beribadat haji kepadanya. Kemudian seruan Nabi Ibrahim itu dapat didengar oleh sekalian manusia dari masyrik hingga di maghrib. Lalu para sekalian hambaNya itu yang hidup dan yang berada pada tulang shulbi bapanya dan yang di dalam rahim ibunya seraya menjawab sebagai berikut ini;

“Ya Tuhanku aku datang kepadaMu, maka demikianlah bagi setiap orang yang pergi haji itu sudah mendapat panggilan Nabi Ibrahim a.s dan seterusnya hingga hari kiamat.

Pada riwayat lain; Bahwasanya barangsiapa yang mendapat panggilan dari Nabi Ibrahim satu kali, maka ia pergi haji satu kali, dan yang mendapat panggilan dua kali maka ia dapat pegi haji dua kali dan tiga kali dan seterusnya.

Wahab ibnu Manbah berkata; bahawasanya pada sebuah tempat/lubang pada Kaabah Allah ada terdapat lauh/papan tulisan yang sebagai berikut:

“Setiap raja mempunyai istana dan pada sekelilingnya, dan pusat Makkah itu/Kaabah rumahKu yang Aku pilih, dan pada hadits lain; Aku yang mempunyai Makkah, dan penghuninya tetanggaKu/yang dekat padaKu, yang memakmurkannya adalah memakmurkan rumahKu serta tetamuKu dan di dalam perlindunganKu dan keamananKu dan di dalam jaminanKu dan yang terdekat padaKu, Barangsiapa yang mengamankan mereka, maka telah diwajibkan keamananKu dan barang siapa menakuti mereka, maka ia telah menakut-nakuti Aku-(Al-hadits).

Sabda Nabi SAW: “Bahwasanya rumah-rumahKu di bumi adalah masjid-masjid, dan adalah yang mengunjungiKu kepadanya ialah yang mema.murkannya, maka sebaik-baik bagi seorang hamba adalah ia telah bersuci di rumahnya, kemudian ia menganjungiKu ke rumahKu, maka berkah atas yang dikunjungi/Allah dan bawasanya Ia/Allah memuliakan bagi orang yang mengunjungiNya.

Bahawasanya Kaabah itu panjangnya 24 hasta/meter lebarnya 20 hasta, tingginya 29 hasta, dan tempat tawaf/berkeliling ialah panjang kali lebarnya dari pada Ka.bah itu. Dan hikmahnya Kaabah itu untuk kiblat sekalian manusia dan jin yang berada di bumi ini. Dan hikmahnya Arasy dan Baitul makmur itu untuk kiblat para Malaikat sekaliannya. Kemudian hikmahnya tawa itu adalah Kaabah harus berada di sebelah sisi kiri, oleh kerana hati manusia itu berada pada lambung sebelah kiri, dan adalah hati orang mu.min itu instana Allah SWT.

Sabda Nabi saw: “Bagiku Hajar aswad itu tanganNya yang kanan daripada kudratNya di bumi ini.

Sekalian orang yang Arif berkata: “Mencium tangga raja/menghormati dan tangannya daripada kemuliaan dan martabat kemudian sebaik-baik ibadat itu adalah Hajar aswad tangan kanan Allah di bumi menciumnya oleh hambanNya”.

Kemudian: “Mencium tangga raja/menghormati dan tangannya sebagai sebab nasib dan martabatnya/kemuliaannya, dan kemuliaan Hajar aswad itu “tangan kanan” Allah di bumi ini.

“Dan mencium Hajar aswad itu tempat peringatan dan mengherankan daripadanya akal manusia, di sinilah diberitahukan engkau/muhammad SAW oleh quran tentang Hajar aswad itu.

FirmanNya: “Bukankah Aku adalah Tuhan kamu sekalian? Maka jawab mereka sekalian orang yang mukmin; Ya tentu. Kemudian mereka mengucapkan ikrarnya yang tersurat pada sijil dan mereka itu adalah yang bertauhid kepada Allah SWT, serta mereka yang berbahagia. Dan diletakkan sijil itu pada Hajar aswad dan bagi yang mengucapnya dapat naik saksi hingga hari kiamat.

No comments:

Post a Comment